Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Menolak Eksistensi Para Pandita VPA Di PHDI, FORKOM TAKSU BALI Diancam Dipidanakan

Senin, 11 April 2022 | April 11, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-04-11T03:28:36Z



Denpasar,Intelmediabali.id-

Setelah pengurus baru PHDI Bali versi WBT terbentuk yang di isi dengan orang lama yang sama, hanya berganti jabatan langsung mengeluarkan ancaman keras akan mempidanakan pihak pihak yang mendemo mereka dari tahun 2020 karena menentang keberadaan Sai Baba dan Hare Krishna (ISKCON) di Bali khususnya tentang keberadaan Veda Poshanam Ashram, organisasi pandita kelompok Sai Baba di seluruh Indonesia. Hal ini langsung di tanggapi dengan tegas oleh Sekjen Forum Komunikasi Taksu Bali, Khismayana Wijanegara, SH yang biasa disapa (gung khis) bahwa apa yang kelompok PHDI Bali versi wbt lakukan adalah merupakan ancaman terhadap eksistensi Hindu dresta Bali sendiri apalagi mereka sudah mulai menggerakkan kelompok mahasiswa yang tidak tahu apa apa tentang Hindu Bali yang masih di biayai kuliahnya oleh orang tua mereka dan hal ini tidak akan membuat mundur 35 element / ormas Hindu Bali yang tergabung dalam Forum komunikasiTaksu Bali.

Hal ini menurut Gung Khisma hanya merupakan pengalihan isu terhadap masalah sebenarnya tentang bahayanya eksistensi Hindu dresta Bali/ Hindu Nusantara dari kelompok Sai Baba karena sudah merecoki ranah ritual Hindu Bali yang sudah umat Hindu Bali suarakan dari tahun 2020 karena sampai saat ini hal hal mendasar tentang keberadaan samparadaya gado gado agama Sai Baba tidak pernah dibicarakan dan dalam Mahasabha PHDI XII versi WBT, justru mereka mengorbankan keberadaan para tokoh ISKCON ( Hare Krishna ) di dalam tubuh PHDI Pusat dan tetap menampung kelompok Sai Baba.

Sambung Gung Khisma ; kita bisa melihat memang dalam AD/ART PHDI PUSAT versi WBT pasal tentang pengayoman Sampradaya sudah dihilangkan tetapi justru keberadaan kelompok Sai Baba dalam kepengurusan PHDI WBT justru semakin menggurita, kalau di analogikan bagaimana bisa undang undang anti narkoba bisa di tegakkan kalau penegak hukumnya sendiri merupakan pengedarnya. Beberapa contohnya adalah ada sekitar 5-6 sulinggih bergelar “ AGNI” yang bernaung di bawah Veda Poshanam Ashram ( VPA ), notabene affiliasi kelompok Sai Baba,Ketua sabha walakanya sendiri adalah penasehat VPA di Sulawesi Tenggara, dan banyak tokoh Sai Baba duduk di kepengurusan baik di walaka dan pengurus harian.

Gung Khisma mengatakan bahwa keberadaan PHDI sebagai Majelisnya Para Sulinggih Hindu Dharma Indonesia semestinya ikut menjaga kerajegan agama Hindu dresta Bali, adat-istiadat, dresta, tradisi, seni budaya, serta kearifan lokal yang diwariskan oleh Leluhur Lelangit Bali, mengukuhkan dan menguatkan kedudukan, peran adat Bali sebagai dasar pedoman pelaksanaan Dresta gama-nigama Bali dan menjaga tradisi budaya Hindu Dresta Bali dari pengaruh ajaran Sai Baba dan Hare Krishna (ISKCON) yang saat ini banyak di ikuti oleh para tokoh dan akademisi yang berasal dari Bali sendiri.

Keberadaan Veda Poshanam Ashram juga tegas kami pertanyakan karena selama beberapa periode Alit Bagiasna yang bergelar Ida Nabe Acharya Yogananda ; Dharma Adyaksa Veda Poshanam Ashram (VPA) yang duduk juga sebagai Wakil Dharma Adyaksa PHDI Pusat semasa Pedanda Sebali Tianyar Arimbawa untuk beberapa periode . Sebutannya "Ida Nabe Acharya" tapi setelah meninggal diperlakukan seperti walaka biasa: dikubur di pretiwi, layaknya warga biasa. Sedangkan jelas jelas dalam Hindu Dresta Bali bahkan pamangku pun dalam tradisi Bali tidak dikubur. Minimal makingsan di Gni yang berarti proses kesulinggihan semua pandita VPA tidak melalui proses yang benar dan tanpa persetujuan keluarga besarnya dan lingkungan sekitarnya walaupun menjadi sulinggih Hak Asasi Manusia, sehingga kami menuntut PHDI harus bisa memberikan penjelasanya khususnya PHDI Bali .

PHDI sejak tahun 2001 karena menjadi ormas, sudah menyerupai Majelis agama lain yang didominasi pembaca2 pengetahuan agama, tapi belum mampu melakonkan, apalagi berwenang menentukan. Akibatnya, langkahnya menjadi tak patut dan tak pantas (pantes) utamanya moralitas di abaikan karena memenuhi kepentingan organisasi transnasional asing Sai Baba dan HK yang di penuhi intrik politik kotor para oknum pengurus walakanya .(JC81)

Tidak ada komentar:

×
Berita Terbaru Update