Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Ashram HK Di Desa Alas Angker Buleleng ,'Resmi'Di Tutup Terhitung Hari Ini

Rabu, 28 April 2021 | April 28, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-04-28T14:15:34Z


Buleleng,Intelmediabali.id -
Terkait penutupan Asram di Kesiman  yang menghebohkan publik beberapa waktu lalu ,atas inisiatif Perbekel desa Alas Angker karena ada desakan masayarakat atas potensi konflik di daerah di adakan pertemuan bersama Karena di Alas Angker telah berdiri ashram HK


Bertempat di Aula Kantor Perbekel Alasangker, Desa Alasangker Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng telah dilaksanakan kegiatan *Rapat Koordinasi Cipta Kondisi* terkait reaksi masyarakat terhadap keberadaan Asram bagi penekun Sampradaya Hare Krishna dan Sampradaya Non Dresta Bali di beberapa tempat di Bali yang dipimpin Langsung oleh Perbekel Alasangker, I Wayan Sitama dan diikuti -+ 40 orang.

Terpantau di Lokasi Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain :
PHDI Kabupaten Buleleng, Made Mariana. MDA Kecamatan Buleleng.Kelian Desa Adat Baleagung Tenaon, Ketut Sukerawa, S.Pd. Ketua PHDI Desa Alasangker , Made Wirka. Ketua BPD Desa Alasangker, Wayan Wara. Babinsa dan Babinkamtibmas Alasangker.
Sekdes Alasangker. Sekjen dan Koordinator Ashram Sampradaya Hare Krishna, Putu Wijaya dan Ketut Darmawan, SE.Para Kelian Banjar Dinas Desa Alasangker. Para Kelian Banjar Adat Desa Alasangker.. Para Kadus Desa Alasangker. Pecalang Desa Alasangker.. ketua Forkom Taksu Bali wilayah Buleleng, Ketut Sumiata dan Cakrawayu Buleleng

Dalam Penyampaiannya Perbekel Desa Alasangker Wayan Sitama Membeberkan "Kami dari kedinasan selalu bekerja sama dengan Desa Adat Alasangker untuk menyikapi bagaimana cara memberlakukan tentang Covid-19 yang ada di Alasangker. Perlu diketahui pada saat ini ada karantina Covid-19 berjumlah 3 orang di SMP N 7 Singaraja, selama ini Desa Alasangker berjumlah 15 orang yang terpapar Covid-19 dan yang meninggal 2 orang. Kami selaku Perbekel merasa sangat peduli dengan Desa Alasangker ini sehingga kami merasa terpanggil untuk melakukan rapat ini untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Desa Alasangker saat ini, guna untuk menjaga ketentraman Desa Alasangker tentang stabilitas Desa Alasangker. Beberapa hari yang lalu ada beberapa warga Desa Alasangker datang ke Kantor Desa Alasangker untuk menanyakan kondisi Ashram Sampradaya Hare Krishna di Desa Alasangker, Banjar Bengkel. Banyak pertanyaan yang disampaikan kepada kami dan pertanyaan itu beraneka ragam, intinya mereka menginginkan Ashram Sampradaya Hare Krishna ditutup. Kami harapkan kepada tokoh masyarakat yang hadir saat ini agar bisa memberikan aspirasinya sehingga masalah ini bisa segera terpecahkan. Kami selaku Krama Desa dan selaku umat Hindu di Bali sangat peduli dengan situasi saat ini, mari kita selesaikan masalah ini sehingga kedepannya tidak ada hal yang tidak kita inginkan".

Penyampaian dari Kelian Desa Adat Baleagung Tenaon, "Perbekel dengan Klian Desa tidak pernah berbeda untuk membangun Desa. Artinya Desa Dinas dan Desa Adat tidak pernah berbeda tujuannya. Berbicara terkait Covid-19 bahwa biaya untuk 1 orang yang terpapar Covid-19 sangat mahal dan kami juga merasa malu karena Desa Alasangker ini disebut zona merah. Dalam setiap rapat selalu ada sentilan menyebutkan Ashram Sampradaya Hare Krishna yang berada di Banjar Bengkel sering kali ada laporan dari warga karena kegiatan di Ashram Sampradaya Hare Krishna tersebut penganutnya tidak tau dari mana asalnya. Hal tersebut yang membuat kita untuk melakukan pertemuan saat ini. Adapun kesimpulan yang kami sampaikan bahwa tokoh tokoh yang formal datang dan melaporkan kepada kami agar Ashram Sampradaya Hare Krishna yang berada di Banjar Bengkel agar ditutup".Jelasnya


Berikut kami infokan penyampaian dari beberapa tokoh yang hadir

Ketua BPD Desa Alasangker Menyampaikan "Apa yang sudah disampaikan dengan Perbekel dan Desa Adat Alasangker, hal itu merupakan kesepakatan dari warga Desa Alasangker. Kami dari BPD hanya bisa menyetujui apa yang menjadi keputusan Desa Dinas dan Desa Adat serta aspirasi dari masyarakat Desa Alasangker".

Hal Senada juga Di Sampaikan PHDI Desa Alasangker,  "Apa yang menjadi aspirasi dari masyarakat sehingga muncul suatu keputusan, untuk itu bagaimana memaknai cara kita untuk berkeyakinan. Dalam hal ini keyakianan kita tidak pernah mengganggu umat yang lain dengan tanpa mempengaruhi atau mencampuri umat yang lain. Adanya perbandingan dalam pelaksanaan upacara keagaamaan Hindu yang ada di Bali dengan ajaran di Ashram Sampradaya Hare Krishna, sehingga Kami merasa khawatir akan terkikisnya keyakinan kita sebagai umat Hindu dimana akan berpengaruh terhadap budaya Bali. Perlu diketahui bahwa 80% warga Bali hidup berbudaya".

Sedangkan MDA Kecamatan Buleleng Memaparkan "Tujuan rapat ini menginginkan warga Desa Alasangker agar Ashram Sampradaya Hare Krishna ditutup, kami juga menginginkan Ashram Sampradaya Hare Krisna di seluruh Bali juga ditutup. Kami dari MDA Kabupaten Buleleng mendukung penuh apa yang menjadi keputusan dari Majelis Desa Adat Provinsi Bali, MDA Provinsi Bali meminta segenap kepada Kabupaten Kota, Kecamatan dan seluruh Desa Adat dan semua Krama Desa di Bali hendaknya proaktif di dalam mengawasi dan menertibkan Desa Adat setempat".

Sedangkan dari PHDI Kabupaten Buleleng mengungkapkan "Apa yang sudah dijalankan surat keputusan dari MDA Provinsi Bali agar kita ikuti bersama, apa yang sudah dilakukan oleh pengikut Ashram Sampradaya Hare Krishna sudah membuat resah terhadap masyarakat Hindu di Bali. Kami dari PHDI Kabupaten Buleleng mengambil sikap adanya gejolak Sampradaya, sehingga kewenangan kami untuk mendukung apa yang menjadi keputusan bersama antara PHDI Provinsi Bali dan MDA Provinsi Bali. Apa yang sudah disampaiakan dari Perbekel Alasangker tadi tidak lain untuk menjaga kemanan Desa Alasangker. Mari kita dukung bersama apa yang sudah menjadi keputusan Desa Dinas dan Desa Adat Alasangker. Memberikan pemahaman terhadap peserta rapat terkait keyakinan kita sebagai umat Hindu sehingga kita sebagai umat Hindu tidak terpengaruh dan terprovokasi yang menyebabkan hilangnya budaya kita di Bali. Kami hanya bisa memantau apakah sudah sejalan dengan PHDI Provinsi Bali dangan Desa Adat".

Hal Menarik Di Sampaikan Oleh perwakilan Ashram Sampradaya Hare Krishna, "Kita diperhitungkan dalam keberadaan kita selaku pengurus Ashram Sampradaya Hare Krishna dan kami kesini diajak untuk ngerembug dan mencari keputusan yang terbaik. Di Bali ada 2 orgasnisasi, saya berpusat di Padang Galak, guru kami orang Bali asli. Kami berkembang di Bali, dalam penerapan di organisasi semua masih mebanjar Adat dan medesa Adat serta metrikahyangan. Saya juga melakukan upacara Galungan dan Kuningan. Ashram kami di Banjar Bengkel ada 9 KK, untuk orangnya sekitar 24 orang. Ajaran kami menekankan ikuti semua dalam pelaksanaan Adat. Kalau ada penyampaian yang nyeleneh mungkin itu oknum saja. Kegiatan kami di Ashram Sampradaya Hare Krishna untuk menekuni Tatwa Bhakti Yoga, bedasarkan dari Kitab Suci Weda dan kami menyembah Sang Hyang Widhi Wasa. Kalau memeng Ashram Sampradaya Hare Krishna ini harus ditutup kami tidak menjadi masalah, tapi kami minta agar hitam diatas putih sehingga kami bisa mempertanggung jawabkan organisasi kami dan saya minta waktu untuk berkordinasi dengan 9 KK".


Dari kesimpulan Pertemuan dan Rapat itu di dapat disederhanakan bahwa sepakat   menutup secara resmi Ashram Sampradaya Hare Krishna ,hal itu di jelaskan perbekel Alas Angker Sebelum Menutup Rapat "Dengan rasa hormat kami secara pribadi dan Desa Adat Alasangker secara resmi dan kesepakatan bersama Desa Adat dan Desa Dinas Alasangker bahwa Ashram Sampradaya Hare Krishna yang berada di Desa Alasangker Banjar Bengkel resmi di tutup berdasar kesepakatan bersama" Pungkas Mekel Sitama

"dimohon bapak sebagai pengurus agar lebih bijaksana dengan keputusan ini dan tidak ada lagi kegiatan di tempat Ashram Sampradaya Hare Krishna dari sekarang sampai seterusnya".Pesan Perbekel Wayan Sutama 

Dari informasi terkini Dalam penutupan Ashram Sampradaya agar dibuatkan sepanduk penutupan sehingga warga Alasangker mengetahui tidak lagi ada kegiatan di Ashram tersebut dan keputusan ini mutlak dan final di lakukan mulai hari ini Rabu 28/4 /21 Tampa batasan waktu,bahkan akan di buatkan perjanjian hitam di atas putih sesuai permintaan dari pengurus Ashram 

Atas Hasil Rapat ini baik forkom dan cakrawayu Buleleng Serta Elemen lain Menyambut baik dan siap mengawal Surat Keputusan Bersama Antara PHDI dan MDA serta Gubernur Bali 

" kita kawal diseluruh Bali pada Umumnya Dan Buleleng Pada khususnya ,kegiatan sampradaya ini merusak adat istiadat dan budaya ,"Alas Angker Adalah Motor Selanjutnya di Seluruh Kabupaten Buleleng Dan Propinsi Bali ," Pungkas Ajik Aura Pembina Cakrawayu yang Di Amini Ketua Forkom Dan APN ( RED/Imam Heru )




Tidak ada komentar:

×
Berita Terbaru Update