Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

π‘΅π’Šπ’Œπ’Šπ’•π’‚ π‘©π’–π’Œπ’‚π’ π‘²π’Šπ’•π’‚ ,π‘»π’‚π’‘π’Š 𝑺𝒂𝒂𝒕 π‘°π’π’Š π‘«π’Šπ’‚ 𝑻𝒆𝒍𝒂𝒉 π‘΄π’†π’π’šπ’†π’π’‚π’Žπ’‚π’•π’Œπ’‚π’ π‘΅π’†π’ˆπ’‚π’“π’‚

Sabtu, 14 November 2020 | November 14, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-11-14T07:40:36Z



Oleh:
Rudi S Kamri

Denpasar ,Intelmediabali.id -Jujur sejatinya saya tidak pernah ngefans dengan sosok sang Nyai Nikita Mirzani karena bagi saya keindahan dirinya dan jejak keartisannya masih jauh di bawah idola abadi saya Jeng Dian Sastro.

Tapi harus diakui saat ini Nyai Nikita adalah representasi suara masyarakat yang tidak berani bersuara. Saat Negara terlihat lunglai tak berdaya di hadapan sekelompok orang nir-akal sehat yang telah bertindak semena-mena, sang Nyai tampil berani bersuara lantang tak terhadang. Suara Nikita semakin kuat membahana karena diamplifikasi oleh si ayam sayur Maher Soni dan Alawi yang offside salah strategi.

Sang Nyai bukan pemain catur hebat. Dia hanya kebetulan pemain lempar peluru yang jitu dan nekat. Modal popularitas yang penuh sensasi membuat narasi sang Nyai mengundang orang untuk bereaksi. Tapi harus diakui dia perempuan pemberani. Jauh lebih berani dibanding para pembantu Presiden Jokowi yang pada ngumpet menyelamatkan diri.

Saat negara sedang menyepi, untung ada sang Nyai. Saat rakyat kehilangan figur kuat penjaga negeri, Nikita Mirzani tampil menyerahkan diri untuk dibully. Ini fenomena menarik. Saat aparat negara yang mendapatkan kemewahan fasilitas dari uang rakyat tidak bertindak yang seharusnya, kita mendapatkan idola penyelamat baru sang perempuan perkasa. Persis seperti kita baca komik superhero, ternyata pahlawan rakyat yang sebenarnya bukan dari birokrasi atau pemimpin negeri yang korup dan hidup bermewah-mewahan dari fasilitas negara, tapi lahir dari entitas rakyat kecil yang selama ini termarjinalkan.

Jadi kalau saat ini Polisi mendirikan Posko pengamanan di rumah Sang Nyai, bagi saya wajar-wajar saja. Rumah dan keselamatan sang Nyai saat ini jauh lebih layak dipriotaskan dibanding menjaga rumah pejabat negara yang tidak bertindak apa-apa saat badai bahaya negara sudah di depan mata. Sang Nyai adalah martir bagi eksistensi negara saat kelompok orang yang kita beri amanah menjaga kehormatan negara tidak bekerja sebagaimana seharusnya.

Melindungi keselamatan Nikita Mirzani bukan sekedar melindungi keselamatan perempuan yang akan dipersekusi, tapi melindungi suara arus bawah masyarakat yang resah tak berdaya tanpa suara. Saya berharap para penjaga negeri yang sedang duduk manis di kursi empuk dalam ruangan mewah ber-AC berani menatap cermin di kamarnya, dan menunjuk pada diri sendiri:

"Masak saya gagah begini kalah nyali dari Sang Nyai?"

Salam SATU Indonesia
14112020 ( Red/ IHD)

Tidak ada komentar:

×
Berita Terbaru Update