Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Jaga Ekosistem Bukit Desa Les, Pemkab Buleleng Tanam 1500 Pohon

Jumat, 08 Januari 2021 | Januari 08, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-01-08T04:10:27Z


Buleleng,Intelmediabali.id
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melaksanakan penanaman pohon di Bukit Desa Les, Kecamatan Tejakula. Penanaman Pohon di wilayah ini merupakan upaya untuk pemulihan ekosistem.


“Saya berharap dengan penanaman pohon ini bisa memulihkan ekosistem di kawasan bukit Desa Les. Dimana pada saat musim kemarau sangat gersang,” ucap Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana usai menanam pohon, Jumat (8/1).

Melalui penanaman pohon ini, diharapkan juga dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat di Desa Les dan masyarakat yang ada di Kecamatan Tejakula pada umumnya. ”Ekosistem yang ada di Bukit Desa Les memberikan banyak manfaat bagi keseimbangan lingkungan dan juga masyarakat desa setempat,” ucapnya.

Lebih jauh disebutkan bahwa sebanyak 1500 pohon ditanam di Bukit Desa Les. Dengan berbagai pohon seperti pohon kelapa, pohon cempaka, pohon mahoni, pohon beringin dan pohon bambu. Penanaman pohon ini melibatkan DLH Buleleng, TNI/Polri, masyarakat Desa  Les, Komunitas Petani Muda Indonesia Buleleng, Komunitas Barisan Anak Kolonk Udayana (Barakuda) Buleleng.

Terkait pola tanam, teknik perawatan dan pemeliharaan, Agus Suradnyana menjelaskan  akan melakukan secara berkelanjutan bersama masyarakat Desa Les. Nantinya, pohon yang ditanam di bukit Desa Les akan dilihat perkembangannya. ”Harapannya penanaman pohon ini tidak hanya dilakukan saat ini semata. Melainkan tumbuh kesadaran masyarakat Desa Les untuk merawat bibit yang sudah ditanam,” jelasnya

Disinggung dengan ditanamnya pohon bambu, dirinya mengatakan pohon bambu ditanam sebagai bagian dari gerakan bersama menjaga kawasan Bukit Desa Les. Serta  memelihara sumber-sumber air di Desa Les. "Selain sebagai tanaman penyangga jurang, bambu juga merupakan jenis tanaman yang sangat berguna untuk menarik dan menyimpan air tanah," kata Agus Suradnyana.

Selain itu juga, pohon bambu ditanam sebagai gerakan untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian dan aksi nyata dari semua pihak. Utamanya yang berkepentingan terhadap penyelamatan sumber mata air. Kegiatan ini juga dalam rangka menyelamatkan mata air yang menjadi kebutuhan vital yang harus dijaga keberadaannya. “Mata air digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air. Baik untuk kebutuhan keluarga, irigasi, dan air minum,” pungkas Agus Suradnyana. (RED)

 

Tidak ada komentar:

×
Berita Terbaru Update