Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Penyuluhan KB, Posyandu, Posbindu dan Stunting di TMMD KE-115 TA 2022 Desa Giri Emas Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng.

Kamis, 03 November 2022 | November 03, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-11-03T06:04:19Z

Buleleng, Bali - Di hari ke 23 TMMD ke-115 tanggal 3 Nopember 2022 pukul 09.30 Wita dilaksanakan kegiatan Penyuluhan  Pelayanan KB, Posyandu, Posbindu dan Stunting di Gedung Serba Guna Desa Giri Emas Kecamatan Sawan, dengan Narasumber dari Dinas BPKKB Kec. Sawan Kabupaten Buleleng, Ibu Ari Manafe, S.H., dan Bpk Ketut Sakriana.

Kegiatan juga dihadiri oleh  Danramil 1609-02/Kubutambahan, Letda Inf I Made Arsa selaku Perwira pendamping dari Kodim 1609/Buleleng. Perbekel Desa Giri Emas, Wayan Saputra Babinsa Desa Giri Emas, Pelda Made Sarineka. Bhabinkamtibmas Desa Giri Emas, Aiptu Made Agra.Narasumber penyuluhan  KB, Posyandu, Posbindu dan Stunting dari Koordinator BPKKB Kec. Sawan Kabupaten Buleleng Ibu Ari Manafe S.H dan Bpk Kt Sakriana


Selain itu juga di hadiri  Ketua BPD Giri Emas  Perangkat/Staf Desa Giri Emas 
 Peserta Posyandu Desa Giri Emas 
 Peserta Posbindu  Desa Giri Emas 
 Para lansia Giri Emas  dan  Penderita Stunting 

Dalam Sambutannya Danramil Kubutambahan  Letda Inf made Arsa menyampaikan bahwa , Program TMMD ke 115 Kodim 1609/Buleleng 

" Tidak hanya melaksanakan kegiatan fisik namun juga melaksanakan kegiatan non fisik berupa penyuluhan KB,  Posyandu, Posbindu dan Stunting yang perlu mendapatkan perhatian serius seluruh masyarakat" jelasnya 

Dari informasi yang berhasil di himputema media , Adapun paparan materi yang disampaikan  oleh penyuluh sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. 

Stunting  sendiri adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.

Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

Hal Senada disampaikan Narasumber dari Dinas BPKKB Kec. Sawan Kabupaten Buleleng, Ibu Ari Manafe, S.H.,  Ketut Sakriana.
“Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih”. Jelasnya 

Diterangkan juga Seringkali masalah-masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan. Karena itu, ditegaskan kesehatan membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat.(JC81) 

Tidak ada komentar:

×
Berita Terbaru Update