Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pemilu 2024 : Negara Demokrasi di Lingkaran Politik Dinasti

Minggu, 10 Desember 2023 | Desember 10, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-12-10T14:35:44Z





Intelmediabali id – Fenomena politik dinasti yang belakangan marak 
diperbincangkan merupakan ‘lampu kuning’ atau pertanda tidak baik-baik saja dalam 
sistem demokrasi di Indonesia. 


Dalam rangka mengulik dan mengkritisi fenomena politik dinasti di Indonesia, Merintis 
Indonesia berkolaborasi dengan BEM FISIP Undip mengadakan Talkshow yang 
bertemakan “Pemilu 2024: Negara Demokrasi di Lingkaran Politik Dinasti” di Ruang 
Teater, Gedung C, Kampus FISIP Undip pada 7 Desember 2023.


Kegiatan tersebut dihadiri lebih dari 150 mahasiswa yang berasal dari Universitas 
Diponegoro dan perguruan tinggi lainnya di Kota Semarang. 
Mahasiswa cukup antusias 
dalam mengikuti forum diskusi yang membahas mengenai kondisi demokrasi negara ini 
yang sedang menuju fase kritis sebagaimana diungkapkan Dosen FISIP Undip, Aji 
Imawan.


“Melihat fenomena sosial politik saat ini, sistem pemilu dan demokrasi bangsa 
Indonesia mendapat ‘lampu kuning’ atau pertanda sedang tidak baik-baik saja”, kata Aji


Selaras dengan Aji, Satria Naufal yang merupakan Ketua BEM FISIP UB turut 
mengomentari terjadinya politik dinasti di negara ini.
“Fenomena politik dinasti perlu dilihat dari berbagai aspek (helicopter view), seperti 
penyebab, dampak, hingga aturan didalamnya. Apabila dirasa politik dinasti hal yang 
tidak wajar maka jangan diwajarkan seperti yang terjadi saat ini. Harus ada kesetaraan 
akses bagi seluruh warga negara sehingga bukan hanya segelintir pihak yang memiliki 
previllege tertentu”, beber Satria.


Diskusi semakin meriah ketika sesi tanya jawab membahas mengenai kaitan politik dan 
infotaiment. Hal ini merujuk pada pesatnya perkembangan media sosial yang dijadikan 
komoditas untuk menguntungkan sekaligus merugikan pihak tertentu seperti yang 
dikatakan Ketua BEM FISIP Undip, Yazid Suhada.
“Maraknya isu-isu yang berkembang di media sosial merupakan produk buzzer yang 
suka pelintir sana sini. Disisi lain, narasi-narasi yang ada kerap mengunggulkan pihak 
tertentu dan merugikan pihak lain sehingga mengikis rasionalitas pemilih”, ungkap 
Yazid.

Yazid Suhada yang merupakan mahasiswa aktif Ilmu Pemerintahan FISIP Undip 
bahkan turut menyindir Cawapres yang sering absen dalam sesi diskusi publik dan 
menantangnya hadir di tataran mahasiswa untuk uji gagasan layaknya Capres dan 
Cawapres lainnya.(Tim)

( Penulis Reza Ardiansyah)

Tidak ada komentar:

×
Berita Terbaru Update