Intelmediabali id - Bali yang dikenal dengan Pulau dengan 3800 hotel, resort, penginapan dan homestay, terbanyak diindonesia tersebar di 9 kabupaten.
Dengan dukungan infrastruktur dan sarana serta akses jalan yang kurang memadai khususnya di Bali timur dan Bali Utara, Kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif mencatat bahwa,50 persen dari pendapatan devisa yang mencapai sekitar 20 miliar Dolar AS per tahun dari sektor pariwisata di Pulau Bali saja, namun keberpihakan pusat atau kesinambungan dan infrastruktur pariwisata Bali dari sekian presiden masih rendah
Pariwisata bali pun pasca diterjang covid 19 dihadapkan pada rendahnya tingkat hunian hotel yakni sekitar 40 % dari 3800 lebih hotel, lantas dihantam lagi dengan kebijakan pengenaan pajak Hiburan dari 40-75%, selain itu mangkraknya Jalan Tol Gilimanuk Mengwi, Bandara Ngurah Rai yang disurvey sebagai salah satu bandara terkrodit memperparah kebangkitan Bali dan Bali Utara sebagau tuan rumah Pariwisata Dunia dan destinasi wisata no 1
Mengutip pernyataan Ketua Forum Pengembangan Pemberdayaan dan Pemerataan Pembangunan (FP2D) Zulkipli SE bahwa Kemana muka bercermin apalagi setelah dibatalkannya PSN Bandara Bali Utara, yang mana perda diketuk pemerintah Provinsi disurvey berulang ulang oleh Kemenhub, " Selain itu Tingginya angka kemiskinan di Bali, menampar Pusat Kekuasaan di Jakarta, ditambah dengan angka pengangguran terselubung, membuat orang Bali lebih memilih menjadi tenaga kerja ke luar negeri seperti ramainya kaum pedesaan dibali berangkat mencari pekerjaan sebagai tenaga spa ke Turkey, Rusia dan Eropa." tegasnya
Bagi anak muda Bali yang beruntung mereka bisa naik ke kapal pesiar, magang ke jepang, apakah Bali terutama Bali Utara akan terus dibina bobokkan dengan pujian dan harapan kesejahteraan dari sektor pariwisata?
Pembangunan Bali bukan saja harus disejahterakan dengan Bansos dan Bedah Rumah, tapi pusat dan provinsi mesti memikirkan sektor mikro sehingga rakyat Bali bisa terserap sebagai tenaga kerja berkualitas, bukani hanya berorientasi pada upaya mendatangkan wisatawan berkualitas,
Kemana peredaran Uang dibali, dari dan untuk Bali, sementara devisa Bali sebagai salah satu penyumbang Devisa terbesar setelah sektor Minyak Dan Gas, Jika Rakyat dipaksa bercermin dikaca retak, apakah pemerintah pusat dan provinsi Bali, bisa bercermin dikesejahteraan Masyarakat Bali yang retak dan dipaksa senyum dengan dogma dogma pariwisata berkesejahteraan.
Kembali ke Kawasan Pariwisata Khususnya di Daerah Pemuteran yang menyumbang Pajak lumayan ke Pemda pada kasus berita Viral " Parkir Air " Di Jalan Kawasan Pariwisata Pemuteran Kuat dugaan oknum pengembang tidak rela melepas tanahnya sebagai kawasan sodetan banjir sehingga susah dibuang ke sungai terdekat ditambah kurang sigap dan komitmen kuat pemangku kebijakan dan elemen pendukung Menengok kejadian dikawasan pelabuhan Celukan Bawang Yang kerap jadi kawasan wisata air
Akankah seiring waktu akan menjadi kawasan wisata yang sama dengan kawasan wisata Pemuteran, yakni wisata banjir dikala musim hujan dan dianggap hal biasa tanpa ada sebuah terobosan solusi yang nyata dan hanya lempar tanggung jawab .
Publik menilai selama berpuluh puluh tahun kawasan potensial seperti celukan bawang dan Pemuteran akan dilirik sebelah mata, kemana kebijakan pembangunan infrastruktur Apakah sekedar Lips Service menjelang tahun politik saja padahal faktanya Orang No 1 Di Bali berasal dari Bali Utara
Optimalisasi Pelabuhan Celukan Bawang tidak digenjot dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan hanya 4 Desa Pendukung saja tanpa ada inovasi dan langkah brilian dalam memamfaatkan potensi Buleleng hal disebabkan potensi wisata yang tidak didukung infrastruktur yang memadai, kawasan barat hanya disuguhi bencana dan konflik agraria yang tidak berkesudahan?
Sebagai solusi kedepan Dibutuhkan pemimpin yang berani mendobrak kesenjangan sosial ekonomi yang bisa memetakan dan bisa merubah minset bahwa pembangunan di bali pada hakikatnya hanya bertumpu di bali selatan dengan ide ide dan langkah nyata dalam sebuah rencana besar perubahan di Bali Utara yang di tunjang program jangka pendek , menengah dan panjang dengan indeks dan progres yang jelas bukan hanya sebuah janji belaka .
Disektor pariwisata gaung Promosi bukan tidak dilakukan baik Buleleng Ekplore , Pemuteran Bay Festifal dan even lainnya namun efek domino positif belum terasa dan terkesan hanya sebuah seremonial biasa untuk penyerapan anggaran , hal ini berdasar dari jumlah kunjungan wisatawan di beberapa titik dan faktanya Bali Utara hanya dijadikan persinggahan bukan tujuan asli beda dengan Bali Selatan yang sudah mapan sehingga kesenjangan sangat terasa ( Redaksi /IHD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar