Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

PDHN :Hindu Dresta Bali Perlu Memiliki Sabha Sulinggih Khusus Mengayomi Umatnya Di Seluruh Nusantara

Minggu, 27 Februari 2022 | Februari 27, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-02-27T11:11:39Z



Denpasar,Intelmediabali.id- Dukungan atas terbentuknya Sabha Kretha Sulinggih Hindu Dresta Bali yang di bentuk murni oleh 9 sulinggih dari pesemetonan yang ada di Bali baik yang di provinsi dan kabupaten yang bertujuan khusus untuk mengayomi umat Hindu Dresta Bali baik di Bali dan luar Bali di seluruh Indonesia mendapat dukungan penuh dan apresiasi dari Persaudaraan Hindu Dharma Nusantara, yaitu sebuah organisasi perkumpulan yang bergerak dalam dharma duta Hindu Dharma Nusantara atau sejenis lembaga syiar agama Hindu Dharma berbasis budaya lintas tradisi, lintas suku yang ada di pelosok Nusantara yang di nyatakan langsung oleh Jro Bauddha Suena, Sekretaris Jenderal Persaudaraan Hindu Dharma Nusantara .

Jro Bauddha mengatakan bahwa keberadaan Sabha khusus para sulinggih Hindu Dresta Bali yang Dang Kretha nya Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda ini sangat di perlukan untuk menjaga kerajegan agama Hindu dresta Bali, adat-istiadat, dresta, tradisi, seni budaya, serta kearifan lokal yang diwariskan oleh Leluhur Lelangit Bali, mengukuhkan dan menguatkan secara sungguh-sungguh kedudukan, peran adat Bali sebagai dasar pedoman mengukuhkan pelaksanaan Dresta gama-nigama Bali dan menjaga tradisi budaya Hindu Dresta Bali dari pengaruh ajaran Sai Baba dan Hare Krishna (ISKCON) yang saat ini banyak di ikuti oleh para tokoh dan akademisi yang berasal dari Bali sendiri.

Harus ada Sabha Sulinggih khusus untuk mengayomi umat Hindu Dresta Bali, biarkan PHDI yang mengurus umat Hindu Dharma secara nasional yang berasal dari beragam suku dan tradisi. Hindu Dresta Bali jangan cair dengan Hindu transnasional atau versi sampradaya asing; Sai Baba dan Hare Khrisna, INI SANGAT BERBAHAYA. Di India saja sampradaya asing bikin keruh dengan Hindu tradisional . Hindu dunia rugi besar karena Bhagawadgita diklaim sebagai kitabnya Hare Krishna (ISKCON), padahal Bhagawadgita itu kitab universal, tegas Jro Bauddha Suena.

Di tegaskan Jro Bauddha Suena, saudara kita Hindu Kaharingan yang umatnya di Kalimantan Tengah kurang lebih 200.000 orang punya khusus Majelis Besar Hindu Kaharingan, masa kita umat Hindu Dresta Bali yang umatnya di Bali saja ada sekitar 3,7 juta orang dan yang tinggal di luar Bali hampir 1 juta lebih tidak punya Majelis khusus Hindu Dresta Bali, sehingga keberadaan Sabha Kretha Sulinggih Hindu Dresta Bali ini tidak perlu di risaukan oleh PHDI versi Mahasabha XII, buktinya Majelis Besar Hindu Kaharingan dan PHDI Kalimantan Tengah tetap bisa bersinergi bersama sama ,selama punya visi dan misi yang sama untuk melayani umat dan menjaga adat isitiadat budaya Nusantara dari pengaruh ajaran organisasi transnasional .

Parisadha atau lembaga kesulinggihan seperti Sabha Kretha Sulinggih Hindu Dresta Bali ke depan mesti tetap konsisten sebagai lembaga kasulinggihan yang menegakkan tattwa, susastra, dresta, ageman gama Bali (Hindu Dresta Bali) dan Hindu Nusantara. Walaka hanya supporting system,tidak masuk dalam struktur kelembagaan, sehingga terhindar dari intrik politik para walaka nya.
Model organisasi Sabha Kretha ini bisa dikembangkan ke Nusantara, sesuai kearifan lokal/dresta masing2x tradisi. Dengan demikian ke depan ada Sabha Sulinggih (nama organisasi bisa disesuaikan) Kaharingan, Dayak, Sunda, Jawa, Kei, dll. Nusantara berbhinneka dlm ketunggal-ikaan Nusantara/Indonesia.

Jadi spirit Parisadha secara halus dimurnikan kembali sebagai lembaga sulinggih. Kalo PHDI masih dipertahankan, biarkan jadi ormas saja yg diisi para walaka. Sebaiknya Sulinggih nggak ikut2x dalam PHDI. PHDI belakangan sdh menyerupai Majelis agama lain yang didominasi pembaca2 pengetahuan agama (baru sebatas tahu/nawang), tapi belum mampu melakonkan (bisa), apalagi berwenang (dadi) menentukan. Akibatnya, langkahnya menjadi tak patut dan tak pantas (pantes) utamanya moralitas di abaikan karena memenuhi kepentingan organisasi transnasional asing. Saya pribadi punya mimpi agar Parisada atau lembaga sejenisnya murni sebagai lembaga kesulinggihan sebagaimana amanat Manawa Dharma Sastra,tutup Jro Bauddha Suena.(Humas/Imam)

Tidak ada komentar:

×
Berita Terbaru Update