Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Catatan AFF 2020 :Timnas Hampir Kalah Dan Hampir Juara

Minggu, 02 Januari 2022 | Januari 02, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-01-02T15:56:56Z




𝑂𝑙𝑒𝒉 : πΌπ‘‘π‘Ž π΅π‘Žπ‘”π‘’π‘  π·π‘–π‘Žπ‘›π‘Ž π‘†π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘–π‘Ž
𝑀𝑖𝑛𝑔𝑔𝑒 02 π½π‘Žπ‘›π‘’π‘Žπ‘Ÿπ‘– 2022


π½π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘Ÿπ‘‘π‘Ž,πΌπ‘›π‘‘π‘’π‘™π‘šπ‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘π‘Žπ‘™π‘–.𝑖𝑑-
Gelaran kompetisi sepakbola antar negara di kawasan Asia Tenggara untuk edisi ke 13 sudah tuntas dilaksanakan dimana saat ini Singapura menjadi tuan rumah tunggal mulai dari babak penyisihan grup, fase knock out dan final yang berakhir pada tanggal 1 Januari 2022 semalam.

Sekuad Gajah Perang Negara Thailand keluar sebagai juara setelah mengalahkan Tim Garuda Indonesia dengan agregat skor 6-2 melalui final 2 leg dimana leg 1 pada 29 Desember 2021 lalu Indonesia kalah dengan skor 0-4 sedangkan pada leg 2 tanggal 1 Januari 2022 Indonesia bisa menahan imbang Thailand dengan skor 2-2. Keberhasilan Thailand memenangkan edisi ke 13 kompetisi kali ini merupakan trofi ke 6 bagi mereka sekaligus mengukuhkan dominasi negara ini menjadi kampiun sepakbola di kawasan Asia Tenggara.

Bagaimana Indonesia? Tim Garuda kembali harus puas jadi Runner Up untuk ke 6 kalinya (2000, 2002, 2004, 2010, 2016 dan 2020). Thailand 6 kali juara sementara kita 6 kali runner up. Kemampuan mencapai final dalam 6 edisi berbeda sebenarnya bukan prestasi jelek tetapi itu dapat menjadi prestise bila kita mampu mewujudkan menjadi juara atau yang terbaik dengan mengangkat trofi juara setinggi-tingginya. Namun saat ini itulah pencapaian Timnas kita yang tetap harus kita apresiasi dengan harapan kedepannya bisa menjadi *the real champion* alias *juara sejati*. Jangan sampai kalau koleksi runner up nya terus bertambah nanti sepakbola kita akan identik dengan Negara Kincir Angin Belanda di pentas World Cup atau Piala Dunia yang mampu menyentuh beberapa kali final tetapi tidak mampu juara. Maka sering dikatakan sebagai negara sepakbola yang disebut juara tanpa mahkota. Sekupnya Indonesia dan Belanda memang beda tetapi kondisi yang ada hampir sama dalam konteks major turnamen

Lalu bagaimana tampilan Timnas Garuda selama AFF 2020. Secara umum kita harus mengapresiasi dan menempatkan rasa bangga bagi seluruh para pemain yang didukung jajaran manajemen dan pelatih yang ada di bench di bawah kendali Shin Tae Yong alias STY. Sang pelatih asal Negeri Ginseng ini telah mampu memberikan perubahan dalam pondasi sepakbola nasional dengan meletakkan dasar-dasar bermain bola yang benar dan kompetitif.

Semangat juang dan mentalitas bertanding juga terlihat, stamina tidak kedodoran dalam 90 menit, tidak mudah menyerah dan yang terpenting seperti pernah dikatakan STY harus berani mati di lapangan sebelum wasit meniup pluit tanda pertandingan berakhir. 

Nah hal seperti ini sudah mulai terlihat dalam permainan Timnas yang belakangan dikapteni oleh Asnawi Mangkualam setelah Evan Dimas banyak main sebagai cadangan. Timnas saat ini banyak diisi oleh pemain usia-usia belia dengan rata-rata kisaran umur 22 tahun, jadi dengan usia yang relatif muda mereka sudah mampu menunjukkan kapasitasnya dan seiring berjalannya waktu dengan metode pembinaan dan pelatihan yang benar tentu akan semakin matang. 

Kembali kita sedikit flashback kepada jalannya pertandingan yang dilakoni Timnas dari fase grup sampai fase knockout dan final. Di fase grup Timnas main 4 kali dengan rincian 3 kali menang atas Kamboja 4-2, Laos 5-1, Malaysia 4-1 dan sekali imbang 0-0 dengan Vietnam. Kemudian saat semifinal bertemu dengan Singapura sebagai runner up grup A  Dari dua leg semifinal dimainkan pada leg pertama berkesudahan 1-1 kemudian pada leg kedua berakhir 4-2 untuk kemenangan Indonesia. Pertandingan semifinal ini penuh drama dan kontroversi dari aspek kepemimpinan wasit yang juga banyak merugikan Timnas. Dramatisnya sesungguhnya di leg kedua Indonesia ada di ujung tanduk kekalahan. Sampai menit ke 87 skor Indonesia-Singapura masih 2-2, namun petaka tiba saat jelang 2 menit pertandingan berakhir di waktu normal, Singapura mendapatkan hadiah pinalti akibat pelanggaran yang dilakukan Pratama Arhan kepada pemain Singapura. Wasit dengan tegas menunjuk pinalti untuk lawan. Namun dewi fortuna masih menaungi Timnas Garuda, Kiper Timnas Nadeo Argawinata mampu melakukan tugasnya untuk menepis tembakan algojo Singapura. Karena skor tetap 2-2 maka opsi perpanjangan waktu dilakukan, Indonesia mengendalikan permainan sehingga bisa menyarangkan 2 gol tambahan ke gawang Singapura yang pada saat itu sudah bermain dengan 8 pemain akibat 3 pemain menerima akumulasi kartu kuning dan kartu merah. Sesungguhnya Timnas hampir kalah dari Singapura yang memainkan 8 pemain di lapangan, tatapi kita bersyukur Timnas tetap bisa mempertahankan hasil akhir dan masuk final berhadapan dengan Thailand yang dipertandingan semifinal lainnya mengalahkan Sang juara bertahan Vietnam dengan skor agreagat 2-0.

Final antara Indonesia dengan Thailand boleh dibilang cukup klasik karena  kita sudah sering bertemu, seperti pada edisi 2016 lalu, kita juga berjumpa Negeri Gajah Perang dengan agregat skor 3-2 untuk Thailand. Untuk kesekian kalinya kita tersandung oleh Thailand termasuk juga pernah kalah di final oleh Singapura dan Malaysia. 
Menilik semua 6 kali final yang sudah dilakoni Indonesia sesungguhnya ada peluang untuk menjadi juara namun hasil akhir berkata berbeda kita masih harus puas menjadi runner up. 

Artinya dari edisi ke 13 penyelenggaraan AFF 2020 ini sesungguhnya Timnas kita hampir kalah di semifinal lawan Singapura dan hampir menjadi juara seandainya bisa mengalahkan Thailand di final. 

Turnamen ini sudah berakhir, apapun hasilnya bagi Timnas  harus kita terima. Kekalahan hari ini jangan menjadi kekalahan selanjutnya, tetapi bagaimana dengan pengalaman, motivasi, mentalitas, peningkatan skill saatnya nanti kita wujudkan menjadi  Sang juara. Disitulah letak kebanggaan sejati sebagai Timnas yang mampu memutus dahaga para penggila bola tanah air (pendukung Tim!nas) yang merindukan Indonesia bisa mengangkat trofi juara.(πΌπ‘šπ‘Žπ‘š)

𝑅𝑒𝑑: π‘ƒπ‘’π‘™π‘Žπ‘˜π‘ π‘Žπ‘›π‘Žπ‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘›π‘‘π‘Ž π‘˜π‘Žπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘Ž π‘π‘œπ‘£π‘–π‘‘ .

Tidak ada komentar:

×
Berita Terbaru Update