Badung, Intelmediabali.id-
Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Data dan Informasi Bawaslu RI, Puadi, mengingatkan jajaran Bawaslu Badung jangan sampai menerapkan kebijakan one man show alias jalan sendiri-sendiri. Puadi menegaskan hal tersebut dihadapan jajaran Bawaslu Badung, saat memberikan pengarahan ketika berkunjung ke Kantor Bawaslu Badung, Kamis (30/6), di kantor setempat.
Mantan anggota Bawaslu DKI Jakarta tersebut menegaskan jajaran Bawaslu Badung dari komisioner sampai ke jajaran kesekretariatan agar menjaga soliditas dalam bekerja. "Keterbukaan dalam berbagai hal utamanya dalam mendukung kerja-kerja pengawasan harus betul-betul dibangun. Asas keterbukaan harus betul-betul dibangun. Tanpa ada komunikasi yang bagus di internal, kita tak akan mampu melakukan tugas berat dalam mengawasi Pemilu kedepan.," tegas Puadi mengingatkan.
Lebih jauh pejabat asli Betawi ini juga mengatakan, bahwa tantangan Pemilu dan pemilihan tahun 2024 sangat berat. Pasalnya dalam satu tahun harus mengawal Pemilu, beberapa bulan kemudian mengawal Pilkada. "Pemilunya serentak, Pilkadanya juga serentak. Dulu Pilkada serentak tapi bergelombang. Kalau tahun 2024, serentak di seluruh provinsi dan kabupaten kota se Indonesia. Ini yang saya katakan tantanganya sangat berat. Sudah tantangan berat, Anda tidak solid di dalam, jangan harap kita mampu," tegas Puadi.
Dia mencontohkan yang bisa saja tahun 2024 terjadi dimana, residu-residu Pemilu akan terakumulasi dalam Pilkada. "Ya urusan politik identitas, hoax, sara dan politik uang yang terjadi di Pemilu belum tuntas dan muncul saat kita mengawasi Pilkada," urai pejabat berpenampilan kalem ini. Dalam kesempatan tersebut, Puadi juga mengingatkan Bawaslu Badung dalam merekrut jajaran ad hoc dari kecamatan, desa, sampai pengawas TPS. "Mari jadikan pengalaman Pemilu 2019 yang banyak jajaran ad hoc baik dari KPU maupun Bawaslu yang meninggal dunia. Ini kan sampai dilakukan penelitian. Apakah meninggal karena faktor umur atau karena memang dia sudah sakit sebelum jadi penyelenggara. Ketika jadi penyelenggara dengan beban yang sangat berat, sakitnya kumat dan fisiknya lemah, akhirnya meninggal," papar Puadi.
Karena itu, pesan Puadi, dalam merekrut jajaran ad hoc harus betul-betul diperhatikan, terutama dari segi umur
"Kalau umur-umur 60an ke atas jadi penyelenggara secara fisik maupun kemampuanya pasti beda dengan umur-umur dibawah itu. Mereka tidur di atas jam 12 sudah tidak mungkin. Sementara kita tidur di atas jam 12 udah biasa apalagi menghadapi hal-hal krusial dalam pengawasan," pungkas Puadi mencontohkan.
Kunjungan Puadi ke Bawaslu Badung di dampingi Ketua Bawaslu Bali Ketut Ariyani beserta dua anggotanya I Wayan Wirka dan I Ketut Rudia serta Kepala Sekretatiat IB Putu Adi Natha. Sementara di Bawaslu Badung, Puadi di sambut Ketua Bawaslu Badung Ketut Alit Astasoma dan anggotanya Pande Made Yuliarta serta Kasek Firman Kurniawan beserta staf.(Humas/JC81)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar